Minggu, 08 Februari 2009

Dishub NTT Hentikan Pelayaran

KUPANG, PK -- Dinas Perhubungan (Dishub) Propinsi NTT meminta semua operator pelayaran terutama kapal perintis di wilayah perairan NTT untuk menghentikan sementara pelayaran di semua lintasan di perairan NTT. Permintaan penghentian ini dilakukan karena kondisi perairan di NTT yang makin memburuk. Demikian dikatakan Kepala Dishub NTT, Ir. Hary Teofilus kepada Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan wartawan di Bandara El Tari Kupang, Sabtu (7/2/2009)."Saya sudah minta ASDP dan operator pelayaran untuk menghentikan pelayaran. Kondisi perairan di NTT saat memang sedang sangat buruk, sehingga untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, sebaiknya pelayaran dihentikan sampai cuaca kembali normal," ujarnya.Perintah penghentian pelayaran ini, kata Hary, mendapat respon dari berbagai pihak dimana ada yang mendukung, namun ada juga yang mengecamnya. "Ada calon-calon penumpang terutama yang hendak ke Rote mengikuti pelantikan bupati protes ke saya. Saya memahami mereka, namun perintah penghentian pelayaran harus dilakukan demi kepentingan banyak orang. Saya sarankan kepada mereka yang hendak ke Rote hanya untuk menghadiri pelantikan bupati untuk berpikir matang, kalau memang tidak begitu penting," ujarnya.Sesuai prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang, hari ini, Senin (9/2/2009), gelombang di perairan NTT bisa mencapai lima meter atau lebih. Sesuai rekomendasi BMG, kondisi ini sangat berbahaya untuk semua jenis kapal.Perintah penghentian sementara pelayaran tersebut direspon sangat positif oleh Gubernur Lebu Raya. "Yang lantik Bupati dan Wakil Bupati Rote Ndao kan gubernur, jadi kalau ada masyarakat ke sana hanya untuk menonton, sebaiknya pikir matang karena cuaca memang buruk. Untuk tujuan lainnya juga harus demikian," kata Lebu Raya.Pendapat itu dikemukakan Lebu Raya terkait pengalamannya dihantam gelombang besar setinggi enam meter lebih di perairan Larantuka, Flores Timur, Jumat (6/2/2009). Gubernur Lebu Raya yang berlayar menuju Larantuka, setelah melakukan kunjungan di Lembata dan Adonara diterjang badai saat berada di atas perahu motor "Tri Sakti". Selama sekitar dua jam, Gubernur bersama rombongan berada di tengah badai, namun akhirnya selamat tiba di pelabuhan Larantuka.Selepas mengunjungi para petani dan sejumlah koperasi di Flores Timur, Gubernur Lebu Raya dan rombongan langsung melanjutkan safari ke Kabupaten Sikka melalui jalan darat. Dalam perjalanan dari Larantuka menuju Maumere, ibukota Kabupaten Sikka, tampak pohon-pohon bertumbangan menutupi badan jalan akibat angin kencang yang disertai hujan lebat. Penduduk desa yang berada di sekitar lokasi tumbangnya pohon dan patahnya dahan pepohonan langsung membersihkan rintangan tersebut selebar ukuran kendaraan roda empat.Kendaraan yang ditumpangi gubernur dan rombongan harus berjalan perlahan dan penuh hati-hati melewati rintangan tersebut. Kecepatan maksimal kendaraan selama perjalanan adalah 50 km/jam.Potensi Banjir Terkait curah hujan di NTT, BMKG Kupang memprediksikan potensi akan terjadinya banjir di beberapa wilayah NTT dalam satu minggu ke depan. Daerah-daerah seperti Kabupaen Kupang, TTS dan Belu memiliki potensi yang sangat tinggi sedangkan Alor, Flores Timur, Manggarai dan Sikka berpotensi sedang.Di Kabupaten Kupang, potensi banjir bisa terjadi di Kecamatan Kupang Tengah. Di Belu, banjir bisa terjadi di Kecamatan Malaka Barat dan Malaka Tengah sedangkan di TTS bisa terjadi di Kecamatan Amanuban Barat. Di Alor, ancaman banjir terjadi di Kecamatan Alor Barat Daya, Alor Barat Laut, Alor Selatan, Alor Timur dan Pantar. Di Sikka banjir bisa terjadi di Kecamatan Kewapante, Maumere dan Paga sedangkan di Flores Timur di Kecamatan Larantuka. (eko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar