Selasa, 10 Maret 2009

Nelayan Lembata Belum Punya Alat Tangkap

JUMLAH RTP di Kabupaten Lembata sebanyak 2.291 RTP, tak sebanding dengan kepemilikan sarana penangkapan ikan. Dari 2.291 RTP, hanya 26,14 persen atau 615 RTP yasng memiliki sarana tangkap ikan bermotor. Berarti masih sebanyak 1.676 atau 73,16 persen belum memiliki sarana penangkapan ikan.Kepala Dinas (Kadis) Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lembata, Paulus Kedang, S.Pi, M.Si, mengungkapkan hal ini saat penyerahan paket bantuan bergulir sarana penangkapan ikan tahun 2008, Rabu (3/3/2009), di Lopo Moting Lomblen. Penyerahan dilakukan Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk, dihadiri Wabup, Drs. Andreas Nula Liliweri, Sekab Lembata, Drs. Petrus Atawolo, M.Si, kelompok penerima bantuan dan undangan.Paulus menjelaskan, jumlah 2.291 RTP hanya didukung sarana penangkapan ikan sampan/jukun 1.569 unit, motor tempel 418 unit, kapal motor kapasitas kurang dari 5 GT 169 unit, kapal motor kapasitas lebih dari 5 GT 28 unit dan empat unit bagan. Sedangkan jumlah alat tangkap berupa handline 1.365 unit, gill net 536 unit, purse seiner 31 unit dan alat bantu penangkapan ikan berupa rumpon 42 unit. Dengan jumlah sarana penangkapan ini, kata Paulus, nelayan Lembata baru mampu memproduksi hasil tangkapan 2.448,21 ton ikan/tahun, atau 23,12 persen dari potensi lestari penangkapan ikan 10.587,5 ton/tahun. Meski terdapat berbagai hambatan, Dinas Perikanan dan Kelautan Lembata akan berupaya meningkatkan produksi tangkapan ikan dari 2.448,21 ton/tahun menjadi 2.769,22 ton/tahun atau naik 13,11 persen pada tahun 2010.Selain keterbatasan sarana dan alat tangkap, demikian Paulus, keterbatasan sumber daya manusia PNS perikanan ikut menghambat pertumbuhan produksi perikanan. Dari 31 pegawai, hanya 15 staf punya spesifikasi teknis perikanan. Ada seksi yang belum terisi, bahkan belum memiliki staf sehingga berdampak pada pelaksanaan tugas pembinaan, pendampingan, pengawasan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan.Dikatakannya, enam unit purse seiner 16 GT diberikan kepada kelompok nelayan Ujung Pasir, di Desa Balauring, kelompok Imanuel di Lewoleba Tengah, kelompok Napoleon di Desa Dua Wutun, kelompok Tite Ta di Lamalera B, kelompok Asmara Luma Lumba-Lumba di Tapolangu, dan kelompok nelayan Liat Aman di Kelurahan Lewoleba Tengah. Sedangkan empat unit sarana penangkapan ikan gillnet 5 GT didistribusikan kepada kelompok nelayan Leur Lewang di Buriwutung, Mapa Lolon di Desa Atakore, Seguni di Lamalera A dan kelompok Sabar di Desa Balauring.Ia menambahkan,72, 59 persen wilayah Lembata merupakan wilayah laut memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang potensial seperti ikan tuna, cakalang, tongkol, layang, kakap, kerapu dan lobster, berbagai jenis teripang, kerang dan rumput laut.Bupati Lembata, Drs.Andreas Duli Manuk, minta kelompok nelayan penerima bantuan mengoptimalkan sarana penangkapan untuk kepentingan kelompok dan memberikan dampak kepada masyarakat sekitar. "Harga ikan dibeli masyarakat untuk kebutuhan lebih terjangkau, lebih murah dibanding sebelum ada peralatan tangkap," harap Andreas.Semakin banyak nelayan Lembata memiliki peralatan tangkap akan membantu pemerintah melindungi wilayah perairan dari usaha pemboman ikan yang merusak biota laut dan nelayan ilegal mencuri ikan. Ia mengimbau kepala desa dan camat mengawasi bantuan supaya dioptimalkan bagi kepentingan kelompok nelayan yang kelak bisa memberi kontribusi kepada pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar